
Oleh : Wawan Muwarman Santosa )*
Masyarakat dari berbagai kalangan menyambut antusias program cek kesehatan gratis yang digelar oleh pemerintah dan mitra pelayanan kesehatan di sejumlah wilayah Indonesia. Program ini tidak hanya memberikan kemudahan akses terhadap layanan medis dasar, tetapi juga menjadi bentuk nyata kepedulian terhadap kesehatan masyarakat, terutama kelompok rentan seperti lansia, ibu hamil, buruh harian, dan warga kurang mampu. Dalam beberapa titik pelaksanaan di desa-desa terpencil, antusiasme warga terlihat dari antrean panjang sejak pagi hari demi mendapatkan layanan pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kolesterol, dan konsultasi kesehatan secara cuma-cuma.
Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono mengatakan program cek kesehatan gratis menjadi solusi penting dalam menghadapi kendala biaya berobat yang masih cukup mahal bagi sebagian masyarakat. Meski Indonesia sudah memiliki program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kenyataannya masih banyak warga yang belum memahami prosedurnya, atau bahkan belum terdaftar sebagai peserta BPJS. Program ini menjadi alternatif yang sangat membantu mereka untuk tetap menjaga kondisi tubuh dan mendeteksi secara dini penyakit yang berpotensi berbahaya.
Tidak hanya warga, tenaga kesehatan yang terlibat juga mengungkapkan kepuasannya dapat turut serta dalam kegiatan yang memberikan dampak langsung ke masyarakat. Masyarakat tidak hanya diperiksa, tetapi juga diberi penjelasan tentang cara menjaga tekanan darah tetap stabil, pentingnya olahraga ringan, hingga bahaya makanan tinggi garam dan gula. Dengan pendekatan langsung seperti ini, pesan kesehatan menjadi lebih mudah diterima karena disampaikan dalam suasana yang akrab dan tidak menggurui.
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman mengatakan, tingginya partisipasi masyarakat menunjukkan kesadaran terhadap pentingnya kesehatan semakin meningkat. Dari sisi teknis pelaksanaan, program ini relatif mudah diakses oleh masyarakat karena menggunakan pendekatan jemput bola. Mobil layanan kesehatan keliling atau tenda pemeriksaan disiapkan di titik-titik strategis seperti balai desa, pasar, terminal, bahkan halaman masjid. Tenaga medis yang bertugas juga sudah dibekali pelatihan komunikasi yang baik agar pelayanan tetap ramah, cepat, dan akurat. Warga pun tidak perlu membawa banyak dokumen atau melewati proses birokrasi rumit. Cukup membawa identitas diri dan datang sesuai jadwal, mereka sudah bisa diperiksa secara gratis.
Meski bersifat sederhana dan cepat, dampak program ini sangat besar dalam membangun budaya sadar kesehatan di tengah masyarakat. Banyak warga yang sebelumnya jarang memeriksakan diri akhirnya mulai memperhatikan pola makan dan rutin melakukan pemeriksaan lanjutan ke puskesmas. Bahkan, di beberapa tempat, warga secara mandiri membentuk kelompok senam pagi, posyandu lansia, atau komunitas pemantauan tekanan darah setelah mengikuti program ini. Ini membuktikan bahwa program yang menyentuh langsung kebutuhan dasar warga akan lebih mudah diterima dan memberikan efek jangka panjang.
Sementara itu, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menegaskan program cek kesehatan gratis yang saat ini tengah dijalankan merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengoptimalkan layanan kesehatan masyarakat secara menyeluruh. Program ini merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC), atau Quick Win, yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto dan telah berjalan sejak Februari 2025 di seluruh Puskesmas di Indonesia.
Melalui program ini, pemeriksaan kesehatan diberikan secara cuma-cuma kepada seluruh masyarakat Indonesia, mulai dari bayi baru lahir, balita, usia dewasa, hingga lansia. Tujuan utama dari program ini adalah mendorong masyarakat agar melakukan deteksi dini terhadap penyakit, sehingga risiko komplikasi dan angka kematian akibat penyakit kronis dapat ditekan secara signifikan.
Program cek kesehatan gratis telah mendapatkan apresiasi luas dari masyarakat karena mampu menjawab kebutuhan dasar akan layanan medis yang terjangkau dan mudah diakses. Melalui pendekatan langsung dan tanpa birokrasi rumit, program ini berhasil menjangkau warga dari berbagai kalangan, terutama mereka yang tinggal di daerah terpencil atau tidak memiliki jaminan kesehatan aktif. Pelaksanaan yang bersinergi antara pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat membuat program ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana deteksi dini penyakit, tetapi juga sebagai momentum edukasi kesehatan yang menyenangkan dan partisipatif.
Lebih dari sekadar pelayanan medis, program ini telah menumbuhkan kesadaran kolektif tentang pentingnya menjaga kesehatan sejak dini. Antusiasme warga, partisipasi sukarela tenaga kesehatan, hingga dukungan melalui media sosial menunjukkan bahwa kegiatan seperti ini memiliki dampak sosial yang luas dan positif. Oleh karena itu, program cek kesehatan gratis patut dijadikan agenda rutin dan masuk dalam perencanaan strategis kesehatan masyarakat jangka panjang. Pemerataan layanan kesehatan bukan hanya soal fasilitas, tetapi juga keberanian untuk hadir langsung di tengah rakyat dengan pelayanan yang sederhana namun berdampak besar.
)* Penulis merupakan mahasiswa yang tinggal di Depok