
Jakarta – Capaian swasembada pangan dan energi dalam enam bulan pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto mendapat sambutan positif dari publik.
Presiden Prabowo mengungkapkan kebanggaannya atas pencapaian produksi pangan nasional yang tidak hanya melampaui target, tetapi juga berhasil mencatatkan cadangan beras dan jagung terbesar sepanjang sejarah Indonesia. Ia juga menyoroti sektor energi, khususnya melalui peresmian produksi perdana Lapangan Forel dan Terubuk di Natuna yang menghasilkan tambahan 20 ribu barrel minyak dan 60 juta kaki kubik gas per hari.
Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Muhammad Rizal Taufiqur Rahman, Dalam talkshow Radio Elshinta, menyebut swasembada pangan dan energi sebagai cerminan dari pertahanan dan kedaulatan sebuah negara.
“Urgensinya sangat penting. Swasembada bukan hanya soal pemenuhan kebutuhan dalam negeri, tapi juga kemampuan ekspor yang berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Menurut Rizal, kontribusi sektor pertanian dan energi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional cukup signifikan, bahkan sektor pertanian pernah menyerap hingga 45 juta tenaga kerja. Ia menilai keberhasilan program ini membutuhkan implementasi kebijakan yang konsisten serta dukungan dari masyarakat.
“Pemerintah telah memiliki strategi yang jelas. Tinggal bagaimana dijalankan secara konsisten, dengan pengawasan yang ketat dan keberanian politik,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Rizal juga menekankan perlunya ketegasan pemerintah terhadap mafia pangan dan oknum birokrat nakal. Ia yakin bahwa jika seluruh elemen bangsa bersinergi, maka potensi besar Indonesia, termasuk energi terbarukan, dapat dioptimalkan demi kemandirian nasional.
Sementara itu, sejumlah pendengar Elshinta juga memberikan apresiasi. Deddy dari Sentul menyebut bahwa di bawah kepemimpinan Prabowo, perhatian terhadap petani dan kesejahteraan rakyat semakin nyata. Zoni dari Bintaro menambahkan,
“Swasembada harus dirasakan langsung di dapur rakyat,” seraya menekankan pentingnya stabilitas harga dan distribusi yang merata hingga pelosok.
Zoni juga mengajak pemerintah melibatkan generasi muda agar melihat pertanian sebagai sektor masa depan yang menjanjikan. Hal serupa disampaikan Ben dari BSD, yang mengapresiasi pelibatan TNI-Polri dalam penanaman padi.
“Keterlibatan masyarakat sangat penting untuk menjaga keberlanjutan program,” tuturnya.
Ia menilai bahwa komunikasi publik yang baik akan menjadi kunci menghadapi tantangan dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap program pemerintah.