Presiden Prabowo Resmikan Ekosistem Baterai, RI Bidik 100 GW Energi Mandiri

oleh -13 Dilihat
banner 468x60

Karawang — Presiden Prabowo Subianto, menyampaikan optimisme besar terhadap masa depan energi nasional. Ia meyakini Indonesia mampu mencapai swasembada energi dalam waktu enam tahun ke depan. Keyakinan ini ditegaskannya saat meresmikan groundbreaking Proyek Ekosistem Industri Baterai Listrik Terintegrasi di Karawang, Jawa Barat.

banner 336x280

“Saya diberitahu oleh para pakar, bahwa bangsa kita ini sungguh-sungguh bisa swasembada energi. Dan hitungan saya tidak lama, tidak lama. Lima tahun, paling lambat enam tahun, kita bisa swasembada energi,” kata Prabowo.

Presiden menjelaskan bahwa kunci menuju kemandirian energi terletak pada kemampuan bangsa dalam memproduksi listrik secara mandiri, khususnya dari sumber-sumber energi baru terbarukan seperti tenaga surya.

“Dan listrik dari tenaga surya, ya kuncinya adalah baterai. Ini jadi elemen strategis dalam memastikan efisiensi dan keberlanjutan pemanfaatan listrik dari tenaga surya,” te-gas Prabowo.

Lebih lanjut, Presiden menilai proyek ekosistem industri baterai kendaraan listrik di Karawang sebagai langkah bersejarah dan strategis menuju kemandirian energi nasional. Proyek ini dikerjakan oleh ANTAM, IBC, serta Konsorsium internasional CATL, Brunp, dan Lygend (CBL), dengan pengembangan terintegrasi lainnya juga berlangsung di Halmahera Timur, Maluku Utara.

“Hari ini kita saksikan, tadi laporannya menghasilkan 15 gigawatt. Kita butuh, kalau tidak salah para pakar laporan ke saya, untuk benar-benar mandiri kita perlu mungkin 100 gigawatt,” tutur Prabowo.

Presiden menilai target tersebut memerlukan perluasan dan percepatan dari proyek-proyek yang sedang berjalan. Karena itu, ia menekankan pentingnya penggandaan proyek serupa demi mewujudkan ketahanan energi nasional yang berkelanjutan.

“Bisa dikatakan ini terobosan luar biasa. Proyek ini mungkin harus dilipatgandakan,” ujarnya.

Senada, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan, kapasitas produksi baterai tahap awal ditargetkan mencapai 6,9 GWh pada akhir 2026 dan meningkat menjadi 15 GWh. Kapasitas ini diperkirakan cukup untuk mendukung produksi hingga 300 ribu mobil listrik serta mengurangi impor BBM secara signifikan.

“Ini bisa menghemat impor BBM sekitar 300 ribu kiloliter per tahun, kalau hanya 15 GWh. Target kita, di sini dengan pasar yang sudah naik untuk baterai PLTS, (kapasitasnya) bisa sampai 40 GWh,” pungkas Bahlil.

Proyek Ekosistem Industri Baterai Listrik Terintegrasi ini melibatkan total investasi sebesar USD 5,9 miliar. Dari jumlah tersebut, USD 1,2 miliar difokuskan untuk pengembangan ekosistem di Karawang, sedangkan USD 4,7 miliar diarahkan ke lima proyek terintegrasi di Halmahera Timur. *

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.