Pertumbuhan Ekonomi Ditargetkan Tetap 5,2% Melalui Program Stimulus Ekonomi

oleh -10 Dilihat
banner 468x60

Jakarta – Pemerintah Indonesia tetap optimistis menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,2 persen pada tahun 2025, meskipun tantangan global terus membayangi.

banner 336x280

Langkah-langkah strategis telah disiapkan guna memastikan stabilitas ekonomi dan menjaga momentum pertumbuhan di tengah gejolak ekonomi internasional yang tidak menentu.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa pemerintah tidak tinggal diam menghadapi situasi global yang kian kompleks. Dalam pernyataannya, ia menyampaikan bahwa proyeksi dari lembaga internasional seperti IMF menunjukkan adanya tren perlambatan ekonomi dunia, termasuk di negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Meskipun demikian, pemerintah Indonesia tetap percaya diri menjaga laju pertumbuhan nasional.

Sri Mulyani menjelaskan bahwa untuk mencapai target pertumbuhan 5,2 persen tersebut, pemerintah akan menerapkan kebijakan fiskal yang bersifat counter-cyclical. Artinya, ketika aktivitas ekonomi melemah, pemerintah akan meningkatkan belanja negara untuk mendorong konsumsi rumah tangga dan investasi domestik.

“Kami menargetkan angka itu [5,2%], tapi risikonya ada karena situasi global. IMF sudah merevisi turun ekonomi dunia. Banyak negara, termasuk Amerika Serikat, juga mengalami penurunan. Indonesia tidak terkecuali,” ujar Sri Mulyani.

Ia juga menekankan pentingnya keberlanjutan berbagai stimulus ekonomi yang telah diluncurkan. Menurutnya, Indonesia tidak bisa terlalu bergantung pada ekspor, sehingga penguatan konsumsi dan investasi dalam negeri menjadi kunci utama.

“Kami meluncurkan sejumlah stimulus untuk menjaga daya beli dan investasi. Ini sangat penting karena kita tidak bisa terlalu bergantung pada ekspor,” tambahnya.

Salah satu strategi yang dijalankan adalah penguatan jaring pengaman sosial. Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Arief Anshory Yusuf, menegaskan bahwa bantuan sosial (bansos) yang digelontorkan pemerintah sejatinya bukan sekadar pengeluaran, melainkan bentuk investasi jangka panjang.

“Sering orang mengistilahkan bansos itu sebagai biaya. Padahal bansos itu adalah investasi. Investasi supaya kita mendapatkan future growth atau bahkan growth sekaligus,” kata Arief.

Menurutnya, pemerintah saat ini juga tengah memperkuat kebijakan kesejahteraan melalui program-program seperti makan bergizi gratis (MBG), deregulasi ekonomi, serta peluncuran paket stimulus ekonomi triwulan II.

Seluruh langkah tersebut merupakan bukti konkret bahwa pemerintah tidak hanya berupaya menjaga kestabilan ekonomi jangka pendek, tetapi juga meletakkan fondasi kuat untuk pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif di masa depan.

Dengan sinergi antar lembaga dan kepercayaan masyarakat, target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen bukan sekadar harapan, tetapi tujuan yang dapat dicapai bersama.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.