Pemerintah Pastikan Serap Tenaga Kerja Baru dan Libatkan Pihak Swasta dalam Optimalisasi MBG

oleh -6 Dilihat
banner 468x60

Oleh : Andi Mahesa )*

Upaya pemerintah untuk menurunkan angka stunting dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi salah satu langkah signifikan dalam memperbaiki kualitas hidup generasi muda Indonesia. Program ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan makanan bergizi kepada kelompok rentan, seperti anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui, tetapi juga menghadirkan peluang bagi berbagai sektor untuk berkolaborasi dan memperkuat ketahanan pangan di tingkat lokal. Kolaborasi lintas sektoral yang melibatkan pemerintah pusat dan daerah, sektor swasta, organisasi masyarakat, serta dunia pendidikan, menjadi kunci utama dalam memastikan keberlanjutan dan efektivitas program ini.

banner 336x280

Pemerintah telah menggandeng berbagai pihak untuk mendukung program ini, termasuk perusahaan swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dukungan ini tidak hanya berupa pendanaan, tetapi juga mencakup penyediaan bahan pangan dan distribusi makanan yang tepat sasaran. Kolaborasi ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem yang saling menguntungkan, yang tidak hanya memperhatikan aspek kesehatan tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, menegaskan bahwa implementasi program MBG akan melibatkan pihak swasta sebagai salah satu pilar utama keberhasilan program ini. Menurut Dadan, selain untuk memberikan makan bergizi kepada kelompok sasaran, program ini juga bertujuan untuk menumbuhkan ekonomi lokal. Dadan menambahkan bahwa pihaknya akan bekerja sama intens dengan koperasi, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dan berbagai sektor lainnya untuk menjalankan program MBG secara optimal.

Melalui sinergi yang kuat antara sektor publik dan swasta, pemerintah berharap dapat menciptakan dampak yang lebih luas dan berkelanjutan. Keterlibatan pihak swasta dalam penyediaan bahan pangan dan distribusinya juga membuka peluang untuk meningkatkan daya saing produk lokal dan memperkuat ketahanan pangan di daerah-daerah yang membutuhkan. Kolaborasi ini tidak hanya menyasar keberhasilan program dari sisi kesehatan tetapi juga membuka lapangan pekerjaan baru yang melibatkan tenaga kerja lokal.

Founder Kita Indonesia Penggerak (KIP) Foundation, Ari Kusuma, mengatakan pemberdayaan BUMDes adalah salah satu langkah strategis dalam mendukung keberlanjutan program MBG. Menurutnya, rencana pemberdayaan BUMDesa berbasis ketahanan pangan yang akan dijalankan sepanjang tahun 2025 akan sangat mendukung program MBG, terutama dalam penyediaan bahan baku pangan yang dibutuhkan. KIP Foundation, bersama dengan Sampoerna Untuk Indonesia, siap berkolaborasi dengan pemerintah untuk mengembangkan model pengembangan Co-Production yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan, mulai dari masyarakat desa, pemerintah daerah, hingga sektor swasta.

Dalam hal ini, BUMDes memiliki potensi besar untuk mendukung program MBG. Sebagai lembaga yang berfokus pada pemberdayaan ekonomi lokal, BUMDes dapat menjadi garda terdepan dalam menyediakan bahan pangan lokal yang berkualitas dan terjangkau. Selain itu, melalui pelatihan, pemberdayaan, dan bantuan usaha, BUMDes juga dapat membuka peluang kerja bagi masyarakat desa, yang pada gilirannya akan berkontribusi pada peningkatan ekonomi lokal secara menyeluruh.

Pemerintah juga memastikan bahwa program MBG dapat memberi dampak yang positif bagi perekonomian lokal. Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf, menegaskan bahwa selain memenuhi kebutuhan gizi anak-anak, program MBG juga akan berkontribusi pada peningkatan ekonomi lokal. Pihaknya menjelaskan bahwa sekitar 80 persen anggaran program MBG dialokasikan untuk pembelian bahan baku makanan, yang mayoritasnya dibeli dari pasar lokal.

Hal ini tentunya menciptakan efek domino yang positif bagi pelaku usaha kecil dan menengah di daerah. Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang bergerak dalam sektor pangan akan memperoleh manfaat langsung dari pembelian bahan baku oleh pemerintah. Dampak positif ini akan berlanjut pada peningkatan daya beli masyarakat, peningkatan lapangan pekerjaan, dan memperkuat perekonomian daerah. Ini merupakan contoh konkret dari program yang tidak hanya berfokus pada kesehatan tetapi juga pada pemberdayaan ekonomi masyarakat, yang merupakan aspek penting dalam pembangunan berkelanjutan.

Dengan pendekatan ini, program MBG dapat menjadi model pemberdayaan ekonomi yang berhasil, di mana masyarakat setempat tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga turut berkontribusi dalam pelaksanaan program melalui berbagai bentuk kegiatan ekonomi.

Keberhasilan program MBG tidak hanya bergantung pada keterlibatan berbagai pihak, tetapi juga pada kesadaran kolektif seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama mendukung program ini. Diperlukan partisipasi aktif dari masyarakat, dunia usaha, serta pemerintah untuk memastikan bahwa program ini dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat.

Dengan adanya kerja sama yang erat antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, serta dengan memperkuat pemberdayaan ekonomi lokal melalui BUMDes dan koperasi, program MBG diharapkan tidak hanya dapat menurunkan angka stunting, tetapi juga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.

)* Penulis merupakan Mahasiswa yang tinggal di Jakarta

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.