Pemerintah Tegaskan Hilirisasi Sebagai Jalan Menuju Ketahanan Ekonomi

oleh -10 Dilihat
banner 468x60

Jakarta – Pemerintah menegaskan bahwa kebijakan hilirisasi industri merupakan langkah strategis dan tidak dapat ditawar dalam upaya memperkuat ketahanan ekonomi nasional. Hilirisasi dinilai sebagai kunci untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam, menciptakan lapangan kerja, serta mempercepat transformasi ekonomi Indonesia dari negara berbasis komoditas menjadi negara industri maju.

banner 336x280

Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Ace Hasan Syadzily mengatakan bahwa kebijakan hilirisasi dalam misi Astacita merupakan contoh nyata bagaimana Indonesia dapat mengubah struktur ekonomi ekstraktif menjadi ekonomi yang bernilai tambah.

Ace mencontohkan pelarangan ekspor nikel mentah, misalnya, yang telah mendorong investasi dalam industri baterai dan kendaraan listrik, yang kini menjadi bagian dari peta persaingan global.

“Langkah ini bukan hanya sekadar strategi ekonomi, melainkan sebuah pernyataan geopolitik bahwa Indonesia harus berdiri tegak dan berdaulat atas sumber daya strategis yang dimilikinya,” kata Ace.

Ace mengatakan bahwa Indonesia dianugerahkan potensi kekayaan alam yang luar biasa, terutama dalam bentuk mineral strategis, mulai dari nikel, bauksit, tembaga, hingga potensi energi terbarukan seperti panas bumi, air, dan surya. Maka dari itu, sumber daya alam yang strategis tersebut harus dikelola secara berdaulat dan berkeadilan untuk kemajuan bangsa.

Dalam misi Astacita Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka poin kelima, Pemerintah berkomitmen melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.

Memaksimalkan potensi sumber daya alam untuk kemajuan perekonomian nasional dan rakyat merupakan fokus Prabowo-Gibran. Hilirisasi dan industrialisasi menjadi instrumen utama dalam mewujudkan target tersebut.
Melalui hilirisasi dan industrialisasi, Pemerintah meyakini Indonesia dapat mengonversi komoditas dasar menjadi produk berdaya saing tinggi. Tidak hanya itu, cara tersebut juga dapat menciptakan lebih banyak pekerjaan berkualitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi domestik.

Atas dasar itu, Ace mengatakan bahwa Lemhannas berkomitmen untuk terus mendorong dan memberikan berbagai rekomendasi strategis bagi upaya Indonesia dalam membangun kemandirian dan ketahanan energi nasional.

“Lemhannas berperan sebagai laboratorium gagasan dalam memperkuat ketahanan energi nasional, tempat bertemunya pemikiran kritis, bukti empiris, dan visi strategis untuk memperkuat ketahanan energi di tengah dunia yang penuh dengan ketidakpastian ini,” ungkap Ace.

Sejumlah sektor telah menjadi prioritas hilirisasi, seperti nikel, bauksit, tembaga, dan kelapa sawit. Pemerintah mendorong pembangunan kawasan industri terintegrasi yang dekat dengan sumber bahan baku, serta memberikan berbagai insentif bagi investor yang terlibat dalam proyek hilirisasi. Selain itu, penguatan regulasi dan infrastruktur penunjang terus dilakukan untuk memastikan proses hilirisasi berjalan optimal.

Langkah ini juga sejalan dengan visi besar Indonesia Emas 2045, di mana hilirisasi diproyeksikan menjadi pendorong utama peningkatan daya saing dan kemandirian ekonomi nasional. Tak hanya sektor pertambangan, pemerintah juga mulai memperluas hilirisasi ke sektor pertanian, perikanan, dan energi baru terbarukan, untuk memastikan pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Dukungan masyarakat dan pelaku usaha sangat dibutuhkan untuk menyukseskan kebijakan ini. Pemerintah pun menegaskan akan terus mengawal dan memperkuat kebijakan hilirisasi demi terwujudnya ketahanan ekonomi nasional yang tangguh di tengah dinamika global yang semakin kompleks.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.