Diplomasi Aktif Prabowo Subianto Dapat Apresiasi Tinggi dari Pemerintah Singapura

oleh -13 Dilihat

Oleh Diandra Yuli Pasaribu )*

Kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke Singapura menandai babak baru dalam hubungan bilateral Indonesia dan negara tetangga tersebut. Dalam lawatan resmi perdananya sebagai kepala negara, Presiden Prabowo menunjukkan gaya diplomasi yang aktif, bersahabat, dan penuh makna simbolik. Pemerintah Singapura pun memberikan apresiasi tinggi terhadap pendekatan tersebut, dengan menyambut Prabowo secara istimewa dan mengabadikan momen bersejarah dalam tradisi diplomatik mereka.

Presiden Singapura, Tharman Shanmugaratnam menerima kehadiran Presiden Prabowo di Parliament House. Sambutan hangat yang diberikan menjadi sinyal kuat atas kedekatan personal sekaligus kepercayaan diplomatik antara kedua pemimpin. Tidak hanya disambut secara formal, Prabowo juga mendapat penghormatan istimewa berupa penamaan salah satu varietas bunga anggrek khas Singapura dengan nama “Paraphalante Dora Sigar Soemitro“, yang merupakan nama ibunda Presiden Prabowo. Dalam tradisi Singapura, pemberian nama bunga kepada tamu negara merupakan bentuk penghormatan yang tinggi dan simbol pertemanan yang mendalam.

Penamaan anggrek tersebut tidak semata sebagai gestur seremonial. Ini menjadi representasi kuat dari hubungan Indonesia-Singapura yang terus tumbuh dan berkembang. Tradisi “diplomasi bunga” tersebut menggarisbawahi pentingnya elemen budaya dan nilai-nilai persahabatan dalam diplomasi antarbangsa. Dalam kesempatan itu, CEO Singapore National Parks, Hwang Yu-ning, turut menjelaskan karakteristik anggrek tersebut secara langsung kepada Presiden Prabowo, serta menyerahkan buku “Singapore’s Orchid Diplomacy” sebagai simbol warisan kerja sama yang berakar panjang.

Menunjukkan semangat timbal balik, Presiden Prabowo juga menyerahkan guci putih-biru serta keris kuning emas sebagai cendera mata kepada Presiden Tharman. Guci sebagai simbol keindahan dan nilai seni, serta keris sebagai lambang kekuatan dan kehormatan, mencerminkan nilai luhur budaya Indonesia yang turut dibawa dalam bingkai diplomasi.

Tidak hanya gestur simbolik, kunjungan Presiden Prabowo ke Singapura juga diisi dengan agenda substansial yang menghasilkan berbagai capaian konkret. Dalam Retret Pemimpin Indonesia–Singapura 2025, kedua negara menyepakati 19 bentuk kerja sama strategis lintas sektor. Hal ini mencerminkan keseriusan kedua negara dalam memperkuat kemitraan dan memperluas cakupan kerja sama bilateral, termasuk dalam sektor pertahanan, ekonomi hijau, dan penegakan hukum.

Presiden Prabowo menyampaikan bahwa pertemuan dengan Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong, berlangsung sangat produktif dan penuh semangat kolaboratif. Retret tersebut menghasilkan banyak terobosan yang bukan hanya mencerminkan hubungan bilateral yang solid, tetapi juga memberikan landasan baru bagi pembangunan bersama di tengah dinamika global yang terus berkembang.

Salah satu kesepakatan penting yang dihasilkan adalah komitmen untuk mempercepat implementasi perjanjian kerja sama pertahanan dan penyelesaian teknis atas pelatihan militer lintas negara. Ini menunjukkan kesiapan kedua negara untuk memperkuat keamanan kawasan dan meningkatkan interoperabilitas dalam menghadapi tantangan geopolitik. Tidak kalah penting, adanya kemajuan dalam mekanisme perjanjian ekstradisi turut menegaskan niat bersama untuk menegakkan supremasi hukum secara efektif dan transnasional.

Dalam aspek pembangunan berkelanjutan, Presiden Prabowo dan PM Wong menyoroti urgensi kolaborasi di bidang ekonomi hijau. Singapura dan Indonesia sepakat bahwa isu perubahan iklim menjadi tantangan besar, terutama bagi negara-negara kepulauan dan pulau kecil di Asia Tenggara. Untuk itu, kerja sama konkret dibangun melalui penandatanganan tiga nota kesepahaman yang mencakup perdagangan listrik lintas batas, penangkapan dan penyimpanan karbon, serta pengembangan kawasan industri berkelanjutan. Ketiga sektor ini membuka peluang besar bagi transformasi energi bersih dan pertumbuhan ekonomi berbasis lingkungan.

Kedekatan kedua pemimpin juga tergambar dari jamuan makan malam pribadi yang diadakan oleh Perdana Menteri Lawrence Wong. Dalam suasana informal namun penuh makna, Prabowo dan Wong berdialog di meja bundar dengan pemandangan malam Singapura sebagai latar. Momen ini menggambarkan relasi pribadi yang akrab, yang menjadi fondasi penting dalam diplomasi antar negara.

Kehadiran Presiden Prabowo yang penuh semangat, terbuka, dan membawa identitas budaya Indonesia dalam setiap agenda kenegaraan, menampilkan model diplomasi baru yang inklusif, hangat, namun tetap strategis. Tidak hanya mempererat relasi politik antarnegara, diplomasi aktif yang ditunjukkan juga memberi ruang untuk kolaborasi lintas sektor yang lebih luas, seperti pendidikan, lingkungan, hingga teknologi.

Apresiasi tinggi dari pemerintah Singapura terhadap Presiden Prabowo bukanlah sekadar penghargaan atas kunjungan kenegaraan, tetapi juga bentuk pengakuan terhadap kapasitas kepemimpinannya dalam menjalin hubungan internasional yang konstruktif. Gaya diplomasi yang ditunjukkan Presiden Prabowo pada kunjungan ini seolah mengirimkan pesan kepada dunia bahwa Indonesia di bawah kepemimpinannya akan hadir aktif di panggung global, membawa pesan perdamaian, kerja sama, dan pembangunan berkelanjutan.

Dengan mengedepankan nilai budaya, simbol persahabatan, dan kerja sama strategis, Presiden Prabowo tidak hanya memperkuat posisi Indonesia dalam hubungan bilateral dengan Singapura, tetapi juga mengukuhkan diplomasi sebagai alat penting dalam mewujudkan kemakmuran dan stabilitas kawasan. Diplomasi aktif seperti ini akan menjadi aset penting dalam menghadapi tantangan global sekaligus membuka jalan bagi Indonesia untuk menjadi kekuatan regional yang dihormati dan diperhitungkan.

)* penulis merupakan pengamat kebijakan politik luar negeri