
Oleh : Zavier Perdana )*
Memasuki pertengahan tahun 2025, sejumlah negara di dunia, termasuk Indonesia, mulai kembali waspada terhadap potensi lonjakan kasus COVID-19. Meskipun pandemi global telah dinyatakan terkendali dalam dua tahun terakhir, kemunculan beberapa varian baru yang lebih mudah menular dan berpotensi kebal terhadap sebagian vaksin memunculkan kekhawatiran tersendiri. Ditambah lagi, mobilitas masyarakat yang tinggi pascapandemi dan pelonggaran berbagai protokol kesehatan memberikan ruang bagi virus untuk kembali menyebar. Dalam situasi seperti ini, penting bagi masyarakat untuk tidak lengah dan kembali menerapkan pola hidup sehat sebagai benteng utama dalam mencegah penularan COVID-19.
Salah satu langkah paling mendasar adalah memastikan kebersihan diri tetap menjadi prioritas. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama minimal 20 detik sebaiknya tetap menjadi kebiasaan harian, terutama setelah beraktivitas di luar rumah atau menyentuh permukaan yang berpotensi terkontaminasi. Virus corona dapat bertahan cukup lama di permukaan benda, sehingga tanpa disadari, tangan bisa menjadi media penularan. Selain itu, penggunaan hand sanitizer berbasis alkohol tetap dianjurkan, terutama di tempat-tempat umum yang fasilitas cuci tangannya terbatas.
Ketua Komisi IX DPR RI, Felly Estelita Runtuwene mengingatkan seluruh masyarakat Indonesia untuk membiasakan penerapan gaya hidup bersih dan sehat guna mencegah penularan kembali COVID-19. Di tengah ancaman kembalinya virus, penggunaan masker kembali menjadi perhatian penting. Meskipun sempat dilonggarkan, masyarakat diminta untuk kembali menggunakan masker di ruang tertutup, transportasi umum, dan area dengan kepadatan tinggi, terutama bagi kelompok rentan. Masker membantu mencegah penularan droplet yang menjadi jalur utama penyebaran virus. Penggunaan masker yang benar (menutupi hidung dan mulut dengan rapat) perlu terus diedukasi agar masyarakat tidak sekadar mengenakan masker sebagai formalitas.
Sementara itu, Dosen Fakultas Kedokteran UNS Surakarta, Tonang Dwi Ardyanto menjelaskan menjaga jarak fisik juga tetap relevan di situasi saat ini. Hindari kerumunan yang tidak perlu dan usahakan menjaga jarak minimal satu hingga dua meter, terutama di area dengan ventilasi buruk. Momen-momen seperti acara keluarga, pertemuan sosial, maupun kegiatan keagamaan sebaiknya tetap dilakukan dengan mempertimbangkan kapasitas ruangan dan ventilasi. Adaptasi ini penting, mengingat varian baru COVID-19 yang terdeteksi tahun ini memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi dibandingkan varian sebelumnya.
Selain perlindungan dari luar, memperkuat daya tahan tubuh melalui pola makan bergizi sangat diperlukan. Asupan makanan seimbang yang kaya vitamin, mineral, antioksidan, dan serat membantu tubuh lebih siap melawan infeksi. Perbanyak konsumsi buah-buahan segar, sayuran hijau, protein sehat, serta cukup minum air putih. Pola makan sehat ini bukan hanya bermanfaat untuk mencegah COVID-19, tetapi juga meningkatkan kualitas kesehatan secara keseluruhan, yang amat penting di tengah risiko kembalinya berbagai penyakit infeksi.
Olahraga teratur menjadi bagian tak terpisahkan dari pola hidup sehat di masa waspada ini. Aktivitas fisik ringan hingga sedang yang dilakukan secara rutin dapat memperkuat sistem imun, meningkatkan stamina, dan menjaga keseimbangan mental. Cukup dengan 30 menit aktivitas fisik per hari, tubuh bisa lebih siap menghadapi tantangan kesehatan. Selain itu, olahraga membantu mengurangi stres, yang jika dibiarkan berkepanjangan, dapat menurunkan daya tahan tubuh dan memicu berbagai gangguan kesehatan.
Ketua DPP Partai Perindo Bidang Kesehatan Masyarakat, Sri Gusni menjelaskan tidak kalah penting adalah menjaga kesehatan mental. Situasi pandemi yang berkepanjangan sebelumnya telah membawa dampak psikologis bagi banyak orang. Kini, menghadapi potensi gelombang baru, penting bagi masyarakat untuk tetap menjaga kewarasan mental. Hindari konsumsi berlebihan informasi yang belum tentu akurat, manfaatkan waktu untuk kegiatan positif, dan jalin komunikasi yang sehat dengan keluarga serta teman. Jika merasa cemas berlebihan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga profesional.
Di era digital ini, literasi informasi menjadi kunci utama dalam menghadapi pandemi. Masyarakat dituntut bijak dalam menyaring setiap berita seputar COVID-19, hanya mengacu pada sumber resmi seperti Kementerian Kesehatan, WHO, atau lembaga terpercaya lainnya. Kesadaran bersama untuk selalu mengutamakan data valid adalah fondasi penting dalam menjalankan pola hidup sehat dan waspada.
Menghadapi potensi kembalinya COVID-19 di tahun 2025, penerapan pola hidup sehat tetap menjadi langkah sederhana namun berdampak besar. Setiap individu memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang amandengan rutin mencuci tangan, menjaga jarak, dan mengenakan masker saat diperlukan. Meskipun situasi sempat membaik, kewaspadaan dan konsistensi kebiasaan positif inilah yang akan memutus rantai penularan dan mencegah gelombang baru.
Lebih dari itu, upaya pencegahan harus didukung oleh kolaborasi lintas elemen, mulai dari pemerintah dan tenaga kesehatan hingga masyarakat luas. Kesediaan mematuhi protokol kesehatan akan memperkuat ketahanan bersama. Mari kita jaga diri, keluarga, dan lingkungan dengan komitmen solidkarena penanganan COVID-19 bukan hanya tugas satu pihak, melainkan tanggung jawab kita bersama.
)* Penulis merupakan mahasiswa Uninus Bandung