Wujudkan Swasembada Pangan, Pemerintah Optimalkan Irigasi dan Bendungan

oleh -2 Dilihat

Jakarta — Pemerintah terus memperkuat komitmennya dalam mencapai swasembada pangan nasional melalui percepatan pembangunan infrastruktur sumber daya air, khususnya bendungan dan jaringan irigasi. Langkah ini dinilai krusial untuk memastikan ketersediaan air sepanjang tahun bagi lahan pertanian di berbagai wilayah Indonesia.

Pemerintah pusat telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp14,54 triliun guna mendukung pembangunan dan pengelolaan sistem irigasi serta infrastruktur air lainnya sebagai bagian dari upaya memperkuat ketahanan pangan nasional.

Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum, Lilik Retno Cahyadiningsih, menjelaskan bahwa pihaknya mendukung optimalisasi lahan pertanian pada musim tanam kedua tahun ini.

“Kementerian PU saat ini tengah melaksanakan kegiatan dukungan optimasi lahan Kementerian Pertanian dengan target penambahan luas tanam sebesar 665.485 hektare yang tersebar di 14 provinsi,” ujar Lilik.

Ia juga menegaskan pentingnya ketersediaan air irigasi secara berkelanjutan untuk menjaga produktivitas pertanian nasional.

“Penyediaan air bagi sistem irigasi, terutama untuk pertanian, harus menjadi prioritas. Ini agar Indonesia mampu memenuhi kebutuhan pangan nasional secara mandiri dan sejalan dengan tantangan global,” tambahnya.

Sementara itu, progres pembangunan sejumlah bendungan strategis juga menunjukkan hasil positif. Salah satunya adalah Bendungan Mbay di Nusa Tenggara Timur, yang per Mei 2025 telah mencapai 80,69% dan ditargetkan selesai pada Desember 2026.

Menteri PU, Dody Hanggodo, menekankan bahwa sinergi antara pembangunan bendungan dan sistem irigasi merupakan elemen vital dalam mewujudkan swasembada pangan.

“Kita sepakat bahwa infrastruktur sumber daya air sangat penting untuk mencapai swasembada pangan. Salah satu contohnya adalah pembangunan bendungan yang kemudian disalurkan melalui sistem irigasi primer, sekunder, hingga tersier langsung ke lahan pertanian,” jelas Dody.

Contoh keberhasilan lain dapat dilihat dari Bendungan Marangkayu di Kalimantan Timur. Bendungan tersebut telah rampung dan mulai impounding sejak Desember 2024, dengan kapasitas tampung 12,24 juta meter kubik dan jangkauan layanan irigasi seluas 1.200 hektare. Infrastruktur ini diharapkan mampu meningkatkan frekuensi tanam petani lokal dari satu kali menjadi dua hingga tiga kali dalam setahun.

Lebih jauh, sinergi kebijakan antara Kementerian PUPR dan Kementerian Pertanian semakin diperkuat. Pemerintah menargetkan perbaikan dan pembangunan jaringan irigasi seluas lebih dari 2 juta hektare, serta penyelesaian pembangunan 15 bendungan strategis, termasuk Bendungan Jragung, Bagong, dan Pelosika.

Langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk meningkatkan produktivitas pangan nasional, menekan ketergantungan impor, serta memperkuat ketahanan pangan berbasis kemandirian.*