Tidak Ada Pelemahan, Seluruh Indikator Ekonomi RI dalam Kondisi Baik

oleh -145 Dilihat

JAKARTA — Perekonomian Indonesia menunjukkan kondisi yang stabil dengan berbagai indikator yang mencerminkan pertumbuhan positif.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa ekonomi nasional tetap kuat, didukung oleh sejumlah indikator utama seperti Purchasing Managers’ Index (PMI) yang berada dalam level ekspansif dan surplus neraca perdagangan yang terus terjaga.

“Indonesia bagus, tadi indikatornya nanti kita sampaikan. PMI kita bagus, neraca perdagangan kita bagus. Jadi kita bisa sampaikan nanti ya,” ujar Sri Mulyani di Kompleks Istana Negara, Jumat (21/3).

Data menunjukkan bahwa PMI manufaktur Indonesia per Februari tahun ini mencapai 53,6, meningkat 1,7 poin dibandingkan bulan sebelumnya.

PMI yang berada di atas level 50 menandakan ekspansi sektor manufaktur, dengan capaian Februari sebagai yang tertinggi dalam 11 bulan terakhir.

Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto turut menyoroti fluktuasi nilai tukar Rupiah yang tetap didukung oleh fundamental ekonomi yang kuat.

Pertumbuhan ekspor, cadangan devisa, serta neraca perdagangan yang terus menunjukkan tren positif menjadi faktor utama yang menjaga stabilitas ekonomi dalam jangka menengah hingga panjang.

Pemerintah juga menerapkan aturan baru terkait Devisa Hasil Ekspor (DHE) guna meningkatkan pemasukan negara.

“Ya tentu ekspor harus tetap jalan, kemudian deregulasi oleh Pak Presiden supaya perizinan dan yang lain dipermudah, sehingga impor ekspornya lebih lancar,” ujar Airlangga.

Dengan kebijakan tersebut, stabilitas ekonomi Indonesia diyakini semakin solid dan mampu menghadapi tantangan global.

Sementara itu, Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia (BI) Solikin M. Juhtegaro menegaskan bahwa kondisi perekonomian saat ini jauh lebih baik dibandingkan dengan krisis 1998.

“Singkat kata, kalau kita simpulkan, ini masih jauh. Saya berani afirmasi ini masih jauh,” tegasnya dalam konferensi pers di Kantor Pusat BI, Jakarta, Rabu (26/3).

Solikin menambahkan bahwa perekonomian Indonesia tetap berada dalam jalur pertumbuhan yang positif.

“Perekonomian kita tumbuh mencapai 5,02% sepanjang 2024, dan inflasi juga terjaga di level 1,57% secara year on year,” ungkapnya.

Dibandingkan dengan negara lain seperti Vietnam dan India yang mengalami inflasi tinggi, Indonesia tetap memiliki tingkat utang luar negeri yang terkendali di angka 30% dari Produk Domestik Bruto (PDB), jauh lebih rendah dibandingkan Malaysia yang mencapai 69%.

Dengan berbagai indikator positif tersebut, perekonomian Indonesia tetap dalam kondisi baik dan terus menunjukkan ketahanan di tengah dinamika global.

Pemerintah dan Bank Indonesia berkomitmen menjaga stabilitas serta menerapkan kebijakan yang mendorong pertumbuhan berkelanjutan. (*)