Stok dan Harga Pangan Aman Selama Ramadhan dan Idul Fitri

oleh -3 Dilihat

Oleh : Gavin Asadit )*

Ramadhan dan Idul Fitri menjadi dua momen penting dalam kalender keagamaan umat Muslim yang disambut dengan berbagai tradisi, salah satunya adalah peningkatan konsumsi pangan. Selama bulan suci Ramadhan, umat Muslim diwajibkan berpuasa dari fajar hingga matahari terbenam, yang diikuti dengan berbagai kegiatan ibadah, sosial, dan tradisi kuliner yang melibatkan berbagai jenis bahan pangan. Menjelang Idul Fitri, permintaan pangan cenderung meningkat seiring dengan kegiatan konsumsi yang lebih tinggi, baik untuk keperluan sahur, berbuka puasa, maupun perayaan hari raya.

Pemerintah melalui Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, serta Badan Pangan Nasional (Bapanas) secara rutin melakukan pemantauan terhadap ketersediaan stok pangan di pasar-pasar tradisional dan modern. Sebagai langkah preventif, mereka juga memastikan bahwa pasokan bahan pangan strategis seperti beras, daging, minyak goreng, gula, dan bahan pokok lainnya mencukupi kebutuhan masyarakat selama Ramadhan dan Idul Fitri.

Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa saat ini stok pangan pokok strategis dalam kondisi cukup. Stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang ada di Perum Bulog per tanggal 3 Maret 2025 berkisar di angka 1,9 juta ton dengan alokasi 150 ribu ton beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang akan disalurkan sepanjang bulan Ramadan untuk menjaga kestabilan harga.

Secara umum, harga pangan terpantau stabil, perhatian khusus hanya pada komoditas cabai rawit merah dan Minyakkita. Rata-rata harga cabai rawit merah di tingkat produsen mencapai Rp 73.774/kg dan di tingkat konsumen Rp 94.193/kg, sedangkan Minyakkita Rp 17.678/liter. Untuk itu NFA telah mengambil langkah-langkah pengendalian, termasuk meningkatkan distribusi dari daerah surplus ke daerah defisit serta memperluas akses pangan melalui Kios Pangan dan Gerakan Pangan Murah (GPM) di berbagai daerah. 

Sebelumnya Presiden Prabowo Subianto juga menegaskan komitmen pemerintah dalam menjaga stabilitas harga pangan. Pihaknya menegaskan dalam beberapa pekan terakhir terus memantau perkembangan situasi produksi dan harga-harga pangan. Dan juga telah menyampaikan instruksi kepada Menko Pangan, Menteri Perdagangan, Menteri Pertanian, semua menteri terkait untuk memastikan ketersediaan bahan pokok dan mencegah adanya kenaikan dan lonjakan harga yang spekulatif.

Untuk memastikan ketersediaan pangan, pemerintah melakukan monitoring secara intensif terhadap musim panen yang berlangsung sebelum dan selama Ramadhan. Dengan memperhatikan musim panen, diharapkan stok pangan, terutama bahan pokok seperti beras dan sayuran, dapat tersedia dengan cukup di pasar. Tanaman pangan yang cepat tumbuh, seperti cabai dan bawang, juga menjadi perhatian khusus agar tidak terjadi kekurangan selama masa puncak permintaan.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi selama Ramadhan dan Idul Fitri adalah kestabilan harga pangan. Permintaan yang meningkat dapat menyebabkan lonjakan harga, yang dapat berdampak langsung pada daya beli masyarakat. Untuk itu, pemerintah telah menyiapkan berbagai langkah untuk menjaga stabilitas harga pangan.

Untuk memastikan ketersediaan stok pangan pada saat bulan ramadhan Wakil Ketua Komisi IV, Ahmad Yohan, mengecek langsung stok dan harga berbagai komoditas, seperti beras, bawang, cabai, sayuran, daging sapi, dan ayam. Lebih lanjut, pihaknya ingin memastikan masyarakat tidak kesulitan memperoleh bahan pangan dengan harga yang wajar. 

Koordinasi antara berbagai lembaga pemerintah memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas harga pangan. Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, dan Bapanas bekerja sama untuk memantau pergerakan harga pangan di pasar dan melakukan tindakan cepat apabila terdapat lonjakan harga yang tidak wajar. Pengaturan harga eceran tertinggi (HET) pada beberapa bahan pangan strategis juga merupakan langkah yang diambil untuk melindungi konsumen dari harga yang meroket.

Sementara itu, sebagai bagian dari upaya untuk menstabilkan harga, pemerintah telah mengarahkan semua dinas terkait, baik di tingkat pusat maupun daerah, untuk mendukung kelancaran pelaksanaan operasi pasar ini. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa produsen dan distributor dilarang untuk menaikkan harga secara sepihak.

Pemerintah melalui Kementerian Pertanian dan lembaga terkait lainnya, termasuk petani dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor pangan, didorong untuk meningkatkan produksi bahan pangan agar dapat mencapainya dengan harga yang wajar. Dengan adanya dukungan pada sektor pertanian, serta pemberdayaan petani lokal, diharapkan terjadi peningkatan produktivitas yang akan mendukung pasokan pangan dalam jumlah yang cukup dan dengan harga yang tidak mengalami lonjakan signifikan.

Ketersediaan stok dan stabilitas harga pangan selama Ramadhan dan Idul Fitri adalah hal yang sangat penting bagi kelancaran perayaan umat Muslim. Pemerintah, pelaku pasar, serta masyarakat harus bekerja sama untuk memastikan stok pangan tetap terjaga dan harga tetap stabil. Dengan koordinasi yang baik, intervensi pasar yang tepat, dan kebijakan distribusi yang efisien. 

Badan Pangan Nasional juga kembali mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak melakukan panic buying, Pemerintah akan terus mengawal distribusi dan ketersediaan pangan agar Idulfitri 2025 dapat dirayakan dengan penuh sukacita.

)* Penulis adalah Pemerhati Masalah Sosial dan Kemasyarakatan