Pemerintah Pastikan Menu MBG Sesuai Nilai Kebutuhan Gizi

oleh -5 Dilihat

Jakarta, – Pemerintah melalui Badan Gizi Nasional (BGN) menegaskan bahwa menu dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sudah dirancang sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) dan pedoman “Isi Piringku” Kementerian Kesehatan. Penegasan ini disampaikan untuk mengedukasi publik bahwa MBG telah memenuhi standar kualitas dan keamanan pangan nasional.

Pakar Gizi dari BGN, Ikeu Tanziha, mengatakan bahwa menu MBG disesuaikan secara dinamis dengan kebutuhan konsumsi anak sekolah berdasarkan jenjang usia, kondisi fisik, dan kebiasaan makan masyarakat di berbagai waktu dan situasi, dengan jutaan porsi telah disesuaikan berdasarkan jenjang usia dan tingkat aktivitas anak sekolah.

“Standar gizi tetap mengikuti pedoman yang telah ditetapkan, dengan pembagian porsi yang disesuaikan berdasarkan jenjang pendidikan”, Jelasnya.

Sejak peluncurannya pada 6 Januari 2025, Program MBG telah diikuti oleh sekitar 4,89 juta murid hingga 12 Juni 2025, mencakup PAUD hingga SMA. Penyediaan menu disesuaikan dengan kebutuhan gizi per tahun dan potensi bahan lokal di masing masing daerah. Untuk memastikan keberlangsungan dan kualitas, pemerintah telah mendirikan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di hampir semua provinsi, dengan lebih dari 900 titik aktif hingga pertengahan tahun ini.

Dalam aspek panduan gizi, menu MBG diproses berdasarkan pedoman “Isi Piringku” untuk memastikan kombinasi karbohidrat, protein, serat, vitamin, dan mineral tercukupi. BGN juga aktif membangun Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), hingga kini sudah berdiri ribuan unit yang melayani berbagai kelompok sasaran, termasuk anak sekolah, petugas dapur, ibu hamil, menyusui, dan balita

Sebelumnya, Anggota Komisi IX DPR RI, Nurhadi, menekankan pentingnya program MBG dalam pembangunan sumber daya manusia. “Gizi yang baik adalah fondasi dasar untuk menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan produktif di masa depan,” ujarnya.

Ia juga menyoroti peran Badan Gizi Nasional dalam memperkuat koordinasi dan integrasi program-program gizi di tingkat nasional maupun daerah. Perwakilan BGN, Alwin Supriadi, menjelaskan bahwa program MBG sangat penting untuk pertumbuhan anak-anak, terutama dalam masa pertumbuhan yang memerlukan asupan gizi yang baik.

“Badan Gizi Nasional memastikan bahwa produk makanan yang tersedia memiliki kualitas gizi yang baik, ditakar oleh ahli gizi, dan dievaluasi secara rutin,” katanya.

Program MBG turut memperkuat ekonomi lokal dengan memberdayakan UMKM dan petani daerah sebagai penyedia utama bahan pangan.. Dalam implementasinya, pemerintah mengutamakan bahan pangan dari UMKM dan petani lokal seperti sagu, ikan, susu, dan telur untuk menopang ekonomi daerah dan mengurangi biaya logistik. Diversifikasi menu ini mendorong variasi hidangan bergizi yang mencerminkan kearifan lokal di daerah 3T.

Pemerintah berkomitmen menjadikan MBG tidak sekedar program pemberian makanan gratis, melainkan momentum strategis dalam membentuk SDM unggul. Langkah berikutnya mencakup perluasan SPPG ke wilayah terluar, penguatan sistem mutu pangan, edukasi gizi intensif, serta evaluasi berkala untuk optimalisasi program. Dengan sinergi antarlembaga dan partisipasi masyarakat, program ini diharapkan mampu menghasilkan generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan produktif.
.